Menengok Perjuangan YUPA di Kota Kembang (1)

'Hatur Nuhun' Celah-Celah Langit
Oleh Fachri Mahayupa


…….Dingin itulah kata yang kebanyakan keluar dari bibir setiap orang yang berkunjung ke Ibu Kota Jawa Barat, Bandung. Hal tersebut juga muncul dan terlihat di setiap bibir para anggota Teater Yupa Universitas Mulawarman yang menjadi delegasi lembaga dalam mengikuti ajang festival teater Mahasiswa paling prestisius se-nusantara, Festamasio 7. Bertolak dengan penuh keyakinan dan mental tinggi, tidak dapat menyembunyikan getaran tipis yang kadang menimbulkan suara desis tipis di mulut, kemudian spontan memeluk erat kedua telapak tangan dalam-dalam seketika turun dari pesawat bergambar singa merah (29/5) kemarin. "brrr,, banget kak sumpah," kata salah satu anggota termuda Yupa, Bonyekja yang baru pertama kali terbang keluar kota menggunakan pesawat.  

Setelah tiba di Bandara Husein Sastranegara, Yupa diboyong panitia menggunakan bus kampus yang tidak terlalu besar namun juga tidak terlalu kecil, cukup untuk mengangkut 20 manusia dan 400 kg lebih barang bawaan dari Kaltim. Dikawal oleh kepala seksi akomodasi dan transportasi, Iqbal dan dua gadis manis berhijab sebagai Laision Officer Teater Yupa, Hilda dan Indah. Nuansa keakraban dan gelak tawa cukup menghangatkan momen menuju Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ditambah lagi kehadiran sang supir yang sedari awal hingga akhir terus ngoceh soal batu akik. "Seorang laki-laki sempurna itu ketika ada batu akik yang melingkat di jarinya," katanya setengah serius.

Sesampainya di UPI, malam bertambah malam udara sepertinya tidak perlu lagi digambarkan. Seluruh tim tanpa sadar mengenakan jaket untuk menutupi tubuh, meskipun mereka tentunya telah menutupi tubuhnya sedari awal. 400 kilogram barang bawaan kemudian di sortir kedalam ruangan yang telah disediakan oleh panitia. Bahu membahu dan semangat gotong royong cukup menggambarkan momen pada malam itu.

Briefing  kecil dilakukan bersama panitia membahas perkara akomodasi sementara Teater Yupa. momen perkenalan lebih intens kembali dilakukan namun sepertinya sedikit berbeda seperti sebelumnya. Terlebih ketika panitia mengatakan bahwa belum dapat menyediakan tempat menginap bagi tim, kemarin. Kemudian mengarahkan Yupa untuk menyewa vila terdekat yang tentunya tidak sedikit mengeluarkan biaya. "Rumah lakon saat ini penuh dengan panitia, jadi tidak memungkinkan Yupa di drop disana. Kalau mau Yupa menyewa vila saja, Rp/500 ribu saja per-malamnya," ucap Iqbal, selaku seksi akomodasi dan transportasi.

Sontak hal tersebut membuat Yupa tertegun menelan ludah. Karena diakui Pimpinan produksi Festamasio, Ave Valensia yang awalnya bertekad untuk mengefesiensikan keuangan malah harus mengeluarkan uang yang dinilai terlalu dini. Belum lagi perkara tidak dapat melakukan kerja di malam hari lewat dari pukul 11 malam, karena aturan baru kampus. Kemudian informasi penanggungan penginapan  (2/5) mendatang yang hanya memberikan setiap pesertanya hanya dua ruangan saja, itupun ' kamar kost' bukan hotel atau asrama haji seperti kebiasaan dua Festamasio sebelumnya. "Untuk penanggungan panitia masalah penginapan terhitung 2 Mei nanti. setiap peserta kita berikan dua kamar kost, satu untuk perempuan, satu untuk laki-laki. satu kamar bisa muat 8 orang, 4 orang sisanya akan kita berikan kamar lebih tapi gabung bersama dengan peserta yang lainnya," ujar Indah LO kedua kami.

Sementara briefing berjalan dan tim hampir membulatkan tekad untuk menyewa vila yang ditawarkan panitia, sedari awal Pimpinan produksi telah melakukan upaya komunikasi dengan salah satu komunitas teater yang di gawangi Iman Soleh, Celah-Celah Langit (CCL) perkara penginapan. Alhamdulillah, kabar baik itupun akhirnya kembali mencairkan suasana yang agak kaku dari tadi. "Kita diminta Kang Iman untuk bermalam di CCL saja," ujar Ave.

Urung sudah pilihan untuk menyewa vila, kemudian tim bergegas kembali memikul tas ranselnya masing-masing untuk selanjutnya menuju CCL dengan menggunakan kaki. Tak bisa dikatakan jauh, pun dikatakan dekat, hitung-hitung olahraga malam hari. "Untung saja kita udah biasa joging di Samarinda, kalau segini aja gak ada rasanya. Hatur nuhun CCL," ujar Ketua Teater Yupa Achmad Tirta Wahyuda. Sambutan hangat penuh romantisme dari keluarga besar CCL, turut membuat dada dan kepala anggota Teater Yupa semakin tegak. “Kalau mau masak itu ada dapur, tapi jangan lupa cuci piring ya. Anggap seperti rumah sendiri ya Yupa,” ujar Iman Soleh kepada para punggawa Yupa kemarin.
 

Sortir barang bawaan  ke dalam bus (agm)
Momen Hangat menuju Kampus UPI (lpt)


Briefing Kecil Bersama Panitia (pok)